Valve kembali menarik perhatian industri setelah informasi mengenai tiga perangkat baru mereka mulai menguat sepanjang akhir tahun ini. Perusahaan yang dikenal sebagai pengelola platform gaming terbesar di dunia tersebut disebut sedang menyiapkan langkah besar untuk memperluas SteamOS ke lebih banyak bentuk perangkat. Jika sebelumnya Steam Deck menjadi pintu masuk untuk pasar handheld, kini Valve diarahkan untuk menancapkan ekosistemnya ke ruang tamu, dunia virtual, dan perangkat input next generation. Tiga perangkat yang dibicarakan adalah Steam Machine sebagai konsol ruang tamu, Steam Frame sebagai headset VR mandiri, dan Steam Controller 2 sebagai pengontrol utama untuk seluruh ekosistem Steam.
Pengumuman resmi dari Valve belum dirilis, namun berbagai dokumen, presentasi tertutup, dan informasi teknis yang ditemukan komunitas mulai membentuk gambaran yang cukup jelas. Langkah ini membuat tahun 2026 diprediksi sebagai titik penting bagi masa depan SteamOS. Valve terlihat ingin membangun platform besar yang mampu menyatukan desktop, ruang tamu, handheld, dan VR dalam satu ekosistem dengan biaya masuk yang lebih rendah bagi pengguna.
1. Steam Machine
Steam Machine kembali hadir dalam bentuk baru setelah proyek pertama pada era 2013 tidak berjalan sesuai harapan. Perangkat terbaru ini dirancang dalam bentuk kubus kecil yang cocok untuk ruang tamu dengan fokus pada kemudahan dan kinerja yang seimbang. Mesin ini memakai SteamOS dan siap digunakan tanpa konfigurasi manual seperti PC biasa. Valve melihat pasar ruang tamu sebagai ruang kosong yang bisa diisi oleh perangkat gaming berbasis Linux yang stabil dan terjangkau.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa Steam Machine memakai CPU berbasis Zen lima inti enam thread dan GPU dengan arsitektur RDNA yang setara dengan kelas grafis menengah. Valve mengklaim perangkat ini mampu menargetkan resolusi 4K enam puluh frame per detik pada sejumlah game. Namun beberapa game besar kemungkinan memerlukan penyesuaian pengaturan grafis untuk memperoleh performa optimal. Kapasitas penyimpanan terdiri dari dua pilihan dengan dukungan kartu eksternal. Valve juga menyertakan konektivitas lengkap seperti HDMI, DisplayPort, Wi Fi enam E, dan Bluetooth versi terbaru.
Komunitas menyambut perangkat ini dengan optimisme. Banyak gamer menginginkan mesin ruang tamu yang dapat menjalankan koleksi game PC tanpa kerumitan. Walaupun begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti kompatibilitas game yang masih tergantung pada dukungan anti cheat karena SteamOS menggunakan basis Linux. Valve disebut sedang bekerja sama dengan sejumlah developer untuk mengurangi kendala tersebut.
2. Steam Frame VR
Perangkat kedua yang paling banyak menarik perhatian adalah Steam Frame. Headset VR ini disebut sebagai perangkat paling ambisius karena dapat berfungsi sebagai sistem mandiri sekaligus headset VR untuk PC. Pendekatan ini mirip perangkat VR modern tetapi dengan integrasi penuh ke SteamOS dan dukungan game Steam Deck. Perangkat ini memakai chipset kelas atas berbasis Arm yang mampu menjalankan berbagai aplikasi Linux dan game yang kompatibel. Valve juga menyediakan sistem translasi perangkat lunak agar game berbasis x86 dapat berjalan melalui lapisan khusus.
Headset ini dikabarkan menggunakan layar berteknologi pancake dengan resolusi tinggi untuk kedua mata. Fitur pelacakan memanfaatkan kamera luar serta eye tracking untuk membantu rendering foveated. Bobotnya dibuat seringan mungkin agar nyaman dipakai dalam sesi panjang. Valve juga menyiapkan dukungan pengembang agar game VR dari sejumlah platform dapat dipindahkan dengan lebih mudah.
Steam Frame berpotensi menjadi gerbang masuk bagi banyak pemain yang tertarik VR tetapi belum siap berinvestasi pada sistem PC VR yang mahal. Kemampuan perangkat ini bekerja dalam mode mandiri dan mode PC membuatnya lebih fleksibel dibandingkan banyak headset VR di pasaran.
3. Steam Controller 2
Produk ketiga yang melengkapi line up adalah Steam Controller 2. Perangkat ini menjadi penerus pengontrol Steam pertama yang dikenal karena touchpad inovatifnya. Versi terbaru menghadirkan desain lebih tradisional tetapi tetap menonjolkan fleksibilitas khas Valve. Joystick magnetik menjadi fitur utama agar perangkat bebas dari masalah drift. Sensor gyro ditingkatkan dan touchpad direvisi agar lebih presisi. Valve juga menambahkan puck magnetik yang berfungsi sebagai dongle sekaligus docking kecil sehingga kontroler dapat terhubung tanpa hambatan.
Kontroler ini dirancang untuk bekerja mulus dengan Steam Machine dan Steam Frame. Valve juga berjanji bahwa game yang sudah mendapatkan verifikasi untuk Steam Deck otomatis akan mendukung Steam Controller dua. Hal ini dianggap sebagai langkah penting agar pengguna tidak dipaksa membeli perangkat tambahan yang tidak kompatibel.
Apa Saja yang Harus Diketahui Sebelum Membeli
Pengguna harus mengetahui bahwa harga seluruh perangkat ini belum diumumkan sehingga nilai pembelian belum dapat dipastikan. Ketersediaan internasional juga belum jelas terutama untuk wilayah Asia Tenggara. SteamOS memiliki peningkatan signifikan tetapi masih memiliki tantangan terkait kompatibilitas game yang memakai anti cheat. Perangkat VR seperti Steam Frame memerlukan lingkungan bermain yang cukup luas serta kesiapan perangkat pendukung seperti koneksi nirkabel stabil untuk pengalaman PC VR. Semua informasi saat ini masih [Unverified] sehingga calon pembeli disarankan menunggu pengumuman resmi sebelum membuat keputusan. Jika Valve berhasil menjalankan strategi biaya rendah, tahun 2026 berpotensi menjadi momen besar bagi kebangkitan SteamOS sebagai ekosistem gaming multiperangkat.
